Minggu, 23 April 2017

Seluk Beluk Sistem Agribisnis Ikan Gurame di Indonesia

Ikan gurame merupakan jenis ikan air tawar yang paling tinggi peminatnya, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun untuk bisnis kuliner di resto dan rumah makan. Sistem agribisnis ikan gurame di Indonesia biasanya dilakukan oleh perorangan maupun organisasi dalam kelompok tani. Sistem yang dipakai kurang lebih sama, yaitu mulai dari persiapan kolam, pembesaran ikan, hingga pemasarannya. Artikel ini akan membahas tentang sistem agribisnis ikan gurame yang lazim dilakukan oleh para petani ikan di Indonesia.

 1. Persiapan Kolam Budidaya 

     Kolam yang digunakan untuk membudidayakan ikan gurame umumnya ada tiga jenis, yaitu kolam tanah, kolam terpal, dan kolam tembok. Masing-masing kolam memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kolam tanah, misalnya, mengandung ion dan unsur mineral tanah yang secara langsung menjadikan kolam tersebut habitat yang sesuai untuk ikan. Tidak perlu dilakukan banyak perawatan karena di dalam kolam tanah terdapat organisme ramah yang membantu proses penguraian kotoran dan sisa makanan.

Berbeda halnya dengan kolam terpal dan kolam tembok yang harus dibersihkan secara berkala serta diberi tambahan suplemen mineral. Namun, untuk membuat kolam tanah diperlukan kondisi tertentu yang memenuhi kriteria akses pasokan air dan daya serap tanah. Sementara itu, meski kolam tembok dan kolam terpal dapat dibuat di mana saja, keduanya pun memiliki kekurangan. Kolam tembok cenderung lebih memakan biaya dan kolam terpal tidak tahan lama terhadap serangan cuaca.

 2. Perawatan Kolam Budidaya 

      Dalam hal persiapan kolam, perlu juga dipertimbangkan suplai air, kebersihannya, dan perawatan kolam. Setiap masa panen dan sebelum kolam kembali digunakan sebaiknya periksa kondisi kolam kalau-kalau terdapat bocor (pada kolam terpal), retak (pada kolam tembok), atau longsor (pada kolam tanah) sehingga dapat diatasi segera.

      Kolam yang sudah diperbaiki pun tidak langsung diisi air dan diberi bibit ikan, melainkan airnya didiamkan terlebih dahulu selama satu sampai dua hari sambil diberi mineral. Hal ini perlu dilakukan pada kolam terpal dan kolam tembok dengan  tujuan supaya mineralnya bercampur dengan air dan kolam pun siap menjadi habitat yang baik untuk bibit ikan baru.

  3. Penebaran Bibit Ikan Gurame

      Bibit ikan gurame disebarkan pada kolam pembesaran setelah persiapan kolam selesai dilakukan. Sebagian petani melakukan pembibitan gurame sendiri dengan memelihara induk ikan di kolam terpisah, sementara sebagian lainnya berfokus pada pembesaran ikan saja. Idealnya, bibit gurame yang dilepas di kolam pembesaran telah berusia 3-5 bulan. Pada usia ini, ikan berkapasitas sekitar 5-7 ekor per kilogram. Apabila bibit ikan ini dibeli, penghitungan harganya bukan berdasarkan jumlah per ekor melainkan satuan per kilogram.

 4. Pemberian Pakan dan Pemeliharaan 

      Ikan gurame termasuk mudah perawatannya. Pakannya dapat diberikan dalam bentuk pelet atau pakan alami seperti dedaunan: daun talas, daun singkong, dan daun pepaya. Pemberian pakan ini dilakukan dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. Sementara pemeliharan dilakukan dengan memantau keadaan kolam, terutama kebersihannya. 

 5. Panen

      Ikan gurame umumnya dapat dipanen ketika beratnya telah mencapai 0,8 hingga 1 kg. Sayangnya, ikan gurame bukan termasuk ikan yang cepat besar sehingga diperlukan waktu 12 bulan -15 bulan  hingga ikan siap dipanen.

 6. Pemasaran 

      Faktor terpeting dalam sistem agribisnis ikan gurame adalah pemasaran produknya. Petani ikan gurame yang membudidayakan ikan dalam organisasi biasanya sudah memiliki pembeli tetap dan ikan-ikan hasil panen mereka pun dibeli dengan sistem borongan. Pengurasannya pun dilakukan oleh pihak pembeli di bawah pengawasan petani. Selain itu, pemasaran juga dapat dilakukan dengan dijual kepada penjual ikan di pasaran maupun pemilik resto dan rumah makan.